1. Kehidupan Ekonomi
Dalam
kejayaannya, perekonomian Kerajaan Aceh bekembang pesat. Dearahnya yg subur
banyak menghasilkan lada. Kekuasaan Aceh atas daerah – daerah pantai timur dan
barat Sumatera menambah jumlah ekspor ladanya. Penguasaan Aceh atas beberapa
daerah di Semenanjung Malaka menyebabkan bertambahnya badan ekspor penting
timah dan lada.
Aceh
dapat berkuasa atas Selat Malaka yg merupakan jalan dagang internasional.
Selain bangsa Belanda dan Inggris, bangsa asing lainnya seperti Arab, Persia,
Turki, India, Siam, Cina, Jepang, juga berdagang dgn Aceh. Barang – barang yg
di ekspor Aceh seperti beras, lada ( dari Minagkabau ), rempah – rempah ( dari
Maluku ). Bahan impornya seperti kain dari Koromendal
2. Kehidupan Sosial
Meningkatnya kekmakuran telah mneyebabkan berkembangnya sisitem feodalisme
& ajaran agama Islam di Aceh. Kaum bangsawan yg memegang kekuasaan dalam
pemerintahan sipil disebut golongan Teuku, sedabg kaum ulama yg memegang
peranan penting dlm agama disebut golongan Teungku. Namun antara kedua
golongan masyarakat itu sering terjadi persaingan yg kemudian melemahkan aceh.
Sejak berkuasanya kerajaan Perlak ( abad ke-12 M s/d ke-13 M ) telah terjadi
permusuhan antara aliran Syiah dgn Sunnah Wal Jamma’ah. Tetapi pd masa
kekuasaan Sultan Iskandar Muda aliran Syiah memperoleh perlindungan &
berkembang sampai di daera – daerah kekuasaan Aceh.
Aliran
ini di ajarkan oleh Hamzah Fasnsuri yg di teruskan oleh muridnya yg bernama
Syamsudin Pasai. Sesudah Sultan Iskandar Mud wafat, aliran Sunnah wal Jama’ah
mengembangkan islam beraliran Sunnah wal Jama’ah, ia juga menulis buku sejarah
Aceh yg berjudul Bustanussalatin ( taman raja – raja dan berisi adat –
istiadat Aceh besrta ajarn agama Islam )
3. Kehidupan Budaya
Kejayaan
yg dialami oleh kerajaan Aceh tsb tidak banyak diketahui dlm bidang kebudayaan.
Walupun ada perkembangan dlm bidang kebudaaan, tetapi tdk sepesat perkembangan
dalam ativitas perekonomian. Peninggalan kebuadayaan yg terlihat nyata adala
Masjid Baiturrahman.